Wildan Firdaus – Taktik Behavioral Marketing menjadi kunci sukses yang tak terduga dalam Pemilu 2024. Di tengah ketatnya persaingan capres-cawapres, muncul seorang figur yang tak biasa, tak terduga, namun berhasil mencuri perhatian banyak orang. Dialah Komeng, seorang pelawak kondang yang tiba-tiba mencuat sebagai “Man of the Match” dalam ajang demokrasi kali ini.

Bagaimana pelawak kondang ini mampu menarik perhatian dan memenangkan hati pemilih tanpa perlu modal kampanye besar? Rahasianya terletak pada strategi jenius yang ia terapkan, yang dikenal sebagai Taktik Behavioral Marketing.

Taktik Behavioral Marketing

Taktik unik yang diusung oleh Komeng dalam kampanye legislatifnya ternyata tak lain adalah strategi Behavioral Marketing. Dibalik foto-foto usilnya, Komeng memiliki pemahaman yang mendalam tentang perilaku pemilih dan audiens di platform-platform digital.

Ternyata, foto-foto nyeleneh yang membuat orang geleng-geleng kepala dan tertawa itu adalah bagian dari strategi behavioral marketing yang jenius. Komeng memahami bahwa di tengah kepenatan akan isu politik, pemilih butuh sesuatu yang unik dan menghibur untuk menyegarkan otak mereka.

CTA dan Grabbing Attention

Foto nyeleneh Komeng bukan hanya sebagai hiasan. Ia secara cerdik menyematkan Call to Action (CTA) dalam kampanyenya. Medium shot dan ekspresi nyeleneh menjadi Grabbing Attention Element, membuatnya menonjol di antara kertas coblosan berisi foto, nama, dan nomor urut. Strategi ini memastikan bahwa calon legislatif tanpa dukungan partai dan budget yang besar dapat tetap mencuri perhatian.

Bisa Kah Semua Pelawak Mengadopsi Strategi Behavioral Marketing?

Tidak semua pelawak mampu melakukan strategi seperti yang Komeng lakukan. Keberhasilan Komeng bukan hanya karena foto-fotonya yang kocak, tapi juga karena posisinya yang unik dan keberhasilannya membangun personal branding yang kuat.

Also Read:

Rahasia Sukses Dibalik Podcast PWK

Positioning, Awareness, dan Association

Dalam dunia politik yang penuh persaingan, Komeng sukses meraih perhatian melalui tiga kunci utama: Positioning, membangun citra sebagai pelawak yang out of the box. Awareness, menjadi nama yang tak terlupakan di benak masyarakat. Dan Association, mengaitkan dirinya dengan teriakan “spontaaaaan” yang melekat kuat.

Positioning Out of the Box

Komeng dikenal sebagai pelawak yang isengnya kebangetan. Lawakannya yang ringan, out of the box, dan dapat diterima oleh berbagai kalangan membuatnya memiliki posisi yang kuat di hati masyarakat.

Also Read:

8 Kesalahan dalam Copywriting yang Membuat Pelanggan Kabur!

Top of Mind Awareness

Jika bicara tentang awareness, Komeng tak perlu diragukan lagi. Top of mind, semua orang mengenalnya. Sebagai living legend, ia memiliki daya tarik yang tidak tergantikan di mata masyarakat.

Association yang Kuat

Dalam hal personal branding, asosiasi dengan Komeng begitu kuat. Teriakan “spontaaaaan” pasti diikuti oleh jawaban “uhuuuuy”, menunjukkan keberhasilannya dalam mengaitkan dirinya dengan citra yang positif.

Also Read:

Produk atau Brand, Mana Duluan?

Kesimpulan

Pemilu 2024 tidak hanya menjadi ajang bagi calon presiden dan wakil presiden. Komeng, sang Man of the Match, membuktikan bahwa dengan taktik behavioral marketing yang cerdas, posisi yang unik, awareness tinggi, dan asosiasi yang kuat, siapapun bisa menjadi pemenang tanpa harus mengandalkan partai besar dan anggaran kampanye yang tinggi. Melalui keunikan dan kecerdasannya, Komeng memberikan pelajaran berharga dalam dunia politik Indonesia.

Taktik Behavioral Marketing menjadi kunci keberhasilannya, membuktikan bahwa terkadang, untuk meraih kemenangan perlu sesuatu yang tak terduga dan menyegarkan. Komeng, bukan hanya seorang pelawak, tapi juga seorang strategis dalam meraih hati pemilih. Pemilu 2024 menjadi saksi bahwa keunikan dan kejeniusan dapat mengubah permainan politik.

Also Read:

Strategi Shin Tae Yong Joget-Joget di Iklan Bulgogi?